TiMe..TiMe..

Join The Community

Selasa, 20 Oktober 2009

Gangguan Tidur Cegah dengan Buah!!!

GANGGUAN tidur tentu saja sangat menyiksa. Apalagi bila esok paginya mereka dituntut bangun pagi untuk bekerja. Tak jarang jika banyak penderita gangguan tidur mengatasi masalah itu dengan jalan pintas yakni meminum obat tidur yang kini banyak tersedia di toko obat atau apotek.

Sebenarnya mengonsumsi obat tidur secara sembarangan tanpa pengawasan dokter adalah keliru dan berbahaya. Obat tidur menimbulkan efek mempercepat tidur melalui pengekangan rangsangan susunan saraf sentral. Efeknya lebih cepat dan hasilnya nyata, inilah alasan bagi penderita yang merasa senang mengonsumsinya. Padahal, dampak dari mengonsumsi obat tidur dalam jangka panjang, cukup serius yakni dapat menimbulkan reaksi negatif misalnya, ketergantungan, ketagihan, dan keracunan.

Gangguan tidur merupakan manifestasi ketidakselarasan dan rangsangan sel otak besar. Pengobatan terhadap penyakit insomnia terutama adalah mengetahui sebab penyakitnya. Analisa dulu secara individu apa penyebabnya, perbaiki kebiasaan hidup yang tidak baik, hindari pikiran sebelum tidur, mandi dengan air hangat, mendengar musik lembut, lakukan terapi atau meditasi yang sederhana dan relaksasi seorang diri. Mungkin dengan cara demikian penderita bisa tidur nyenyak tanpa harus tergantung pada obat tidur.

Manfaatkan segala kemungkinan membimbing tidur secara fisiologis, biarkan tubuh mengeluarkan zat tidur yakni endorphin. Jika tidak efektif baru hubungi dokter, dan konsumsi obat tidur di bawah petunjuknya. Ada juga cara lain yang lebih sehat yakni mengonsumsi buah-buahan. Peneliti Italia pernah melakukan penelitian terhadap 8 jenis jus anggur. Di dalamnya mengandung hormon pembantu tidur yakni melatonin.

Melatonin sendiri adalah zat yang dikeluarkan pineal body dalam otak, dapat membantu penyesuaian siklus tidur dan dapat mengobati insomnia. Malam ketika tingkat melatonin naik itu adalah sinyal untuk tidur, sebaliknya bila menurun di pagi hari berarti sinyal untuk bangun.

Kadar melatonin berbeda dalam anggur dengan jenis berbeda. Dalam anggur (yang telah difermentasi) jumlah kadar melatonin di dalamnya mungkin lebih tinggi, lebih membantu tidur. Selain anggur, pisang dan beberapa jenis buah-buahan lainnya juga memiliki efek menenangkan saraf dan mempercepat tidur. Karena vitamin B6 dan magnesium pada buah pisang yang membuat kita jauh dari melankolis dan melawan perasaan tegang, atau asam amino yang mutlak dibutuhkan tubuh.

Jika beberapa zat ini berinteraksi, akan menjadi bahan utama tubuh dalam membuat serum, memiliki efek tidur dan menenangkan. Pisang mengandung protein, gula, vitamin C, kalsium, besi dan sebagainya, yang memiliki efek memperbaiki limpa dan menenangkan saraf, dengan mengonsumsi pisang seusai makan malam dapat mempercepat waktu tidur.

gangguan tidur bisa menyebabkan kematian!!!!

SUSAH tidur atau yang biasa dikenal dengan istilah insomnia selain bisa menyebabkan stres dan stroke, bisa pula menyebabkan kematian. Benarkah?

Malam hari adalah saat tepat untuk beristirahat dan memulihkan stamina setelah seharian beraktivitas. Banyak hal didapat tubuh dengan tidur yang cukup, mulai dari perasaan yang nyaman ketika terbangun di pagi hari hingga menghilangkan stres. Semuanya bisa didapat dengan tidur yang cukup dan berkualitas. Namun, bagaimana jika sering mengalami gangguan tidur?

Saat semua orang menikmati istirahat panjang di malam hari, tentulah sangat tidak nyaman jika terjaga sendiri tanpa bisa tidur pulas seperti orang-orang lain. Jika tidak bisa tidur di malam hari dan berlangsung terus menerus, mulailah menganggap bahwa ini adalah hal serius. Jangan sekali-kali meremehkannya, karena gangguan tidur berpotensi menyebabkan kematian.

Menurut Dr Olga Parra yang melakukan penelitian bersama tim peneliti dari University Hospital Barcelona, Spanyol, kesulitan tidur bisa berdampak pada naiknya risiko stroke yang mengakibatkan kematian. Kesulitan tidur kemungkinan disebabkan adanya gangguan secara berkala saat mengambil napas. Ini bisa menjadi risiko baru sebuah kematian yang disebabkan stroke.

Kesulitan untuk tidur atau insomnia diperkirakan dialami hampir 20 persen orang. Salah satu penyebabnya adalah sleep apnea, yaitu penderita mengalami gangguan pernapasan setidaknya dalam interval 10 detik atau lebih yang bisa dialami selama 300 kali dalam semalam.

Dalam penelitiannya, Dr Olga Parra melibatkan 161 pasien penderita stroke untuk melihat hubungan antara risiko stroke dengan gangguan dan kesulitan tidur. "Penelitian kami merupakan kali pertama yang menyebut adanya hubungan antara sleep apnea dan stroke yang bisa menimbulkan kematian," ujarnya.

Hubungan itu sangat jelas yaitu sleep apnea merupakan gangguan pernapasan selama tidur karena terhambatnya aliran udara. Bahkan, Dr Olga Parra mulai melakukan monitoring atas penderita stroke setelah pihak rumah sakit mendapati kenyataan adanya pasien yang mengalami stroke setelah mengalami gangguan selama tidur.

Selama hampir 30 bulan melakukan penelitian, Dr Olga Parra menghadapi kenyataan bahwa 22 dari 161 pasien meninggal dunia. Bahkan, setengah dari 22 pasien itu mengalami serangan stroke tahap kedua. Pasien yang paling tinggi dari 161 pasien itu adalah penderita sleep apnea dan menduduki risiko paling tinggi mengalami stroke.

Demikian kesimpulan tim pimpinan Dr Olga Parra yang dipublikasikan oleh The European Respiratory Journal. Stroke merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian dan terjadi jika aliran darah ke otak mengalami hambatan. Karena mengalami hambatan maka aliran oksigen tidak bisa mengalir ke otak. Menurut WHO, pada 2002 silam diperkirakan 5,5 juta orang meninggal di seluruh dunia karena stroke.

Mengomentari hasil penelitian Dr Olga Parra itu, Ludger Grote dari Sahlgrenska Hospital, Swedia, mengatakan, penelitian itu membuat orang makin memahami peran sleep apnea pada pasien penderita stroke.

"Studi Dr Olga Parra memperjelas potensi sleep apnea pada penderita stroke. Hal itu bisa menjadi sebuah pertimbangan untuk melihat implikasi untuk melakukan manajemen stroke," katanya.

Kini Dr Olga Parra akan menyebarluaskan hasil studi mereka ke pusat rehabilitasi sleep apnea di seluruh dunia untuk mengurangi angka kematian akibat stroke.

Lima tahun ke depan Dr Olga Parra berharap hasil studi yang baru bisa dimunculkan. Tercatat susah tidur atau insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus, (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Sering kali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur.

Ada tiga jenis gangguan insomnia, yaitu susah tidur (sleep onset insomnia), selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia).

Cukup banyak orang yang mengalami satu dari ketiga jenis gangguan tidur ini. Dalam penelitian dilaporkan bahwa di Amerika Serikat sekitar 15 persen dari total populasi mengalami gangguan insomnia yang cukup serius. Gangguan tidur insomnia merupakan gangguan yang belum serius jika Anda alami kurang dari sepuluh hari.

Untuk mengatasi gangguan ini kita dapat menggunakan teknik-teknik relaksasi dan pemrograman bawah sadar.Yang penting harus dapat menjaga keseimbangan frekuensi gelombang otak agar sesering mungkin berada dalam kondisi relaks dan meditatif sehingga ketika harus tidur tidak mengalami kesulitan untuk segera terlelap.